SELAMAT DATANG

SELAMAT BERJUMPA DENGAN SUSANTRONIKA
SHARING MEMPERLUAS WAWASAN DAN PENGETAHUAN

Selasa, 10 Mei 2011

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN


I.       Konsep Evaluasi Program
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Evaluasi pendidikan tidak terbatas pengertian pada penilaian hasil belajar, tetapi juga upaya pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Menurut pengertian secara umum, program diartikan sebagai rencana. Apabila secara khusus program dikaitkan dengan evaluasi program, maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Program dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Dalam kehidupan, terdapat juga program yang hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Pembelajaran adalah kegiatan jamak karena melalui urutan dari penyusunan kurikulum pusat, pembuatan Analisis Materi Pelajaran (AMP), pembuatan rencana mengajar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu pembelajaran dan evaluasi prestasi belajar. Kegiatan awal yang mendahului merupakan faktor penentu keberhasilan kegiatan berikutnya.
Definisi evaluasi program menurut Ralph Tyler adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Menurut Cronbach dan Stuflebeam, evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Penelitian Ronal G. Schnee menyimpulkan ada sebelas isu yang menjadi dilema pertimbangan etis yang dihadapi evaluator program, yaitu:
1.      Otonomi; Terkait dengan sikap personel yang terlibat dalam program, misalnya guru dan kepala sekolah yang terpengaruh menyanjung program ketika diminta untuk evaluasi.
2.      Hubungan dengan klien; menyangkut evaluator pada saat melaksanakan evaluasi harus bekerja sama dengan klien.
3.      Kenyataan politik dan konteks sosial; Evaluator tidak boleh mengabaikan kejadian politik dan sosial, agar hasil kerja evaluasi bermanfaat.
4.      Nilai yang dimiliki evaluator; Evaluator tidak mungkit terlepas dari nilai-nilai yang dianut dan dijadikan pedoman hidupnya.
5.      Pemilihan rancangan dan metodologi; Evaluator seyogyanya mempertimbangkan berbagai unsur dan mengadakan kompromi.
6.      Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menelaah rancangan.
7.      Kejujuran mengakui keterbatasan dan hambatan.
8.      Hasil negatif; Evaluator perlu menyertakan hasil negatif agar data yang dilaporkan lengkap dan dapat digunakan untuk meningkatkan program.
9.      Penyebaran hasil.
10.  Perlindungan dari pelanggaran; Evaluasi tidak boleh melanggar hal yang dilindungi.
11.  Penolakan terhadap kontrak; Pelaksana program berhak menolak evaluator dengan alasan yang tepat.
Evaluasi program merupakan salah satu bentuk penelitian, yaitu penelitian evaluatif karena pelaksana ingin mengetahui kondisi sesuatu. Perbedaan antara penelitian dan evaluasi program:
1.      Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standard tertentu.
2.      Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksana ingin mengetahui di mana letak kekurangan itu dan apa sebabnya.
Ciri-ciri dan persyaratan evaluasi program:
1.      Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.
2.      Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.
3.      Perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program untuk mengetahui secara rinci kondisi objek yang dievaluasi.
4.      Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5.      Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6.      Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.
7.      Standard atau tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.
8.      Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
Program merupakan sistem yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan bekerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Yang dimaksud komponen program adalah bagian-bagian yang menunjuk napas penting dari keterlaksanaan program. Misalnya program pembelajaran yang tergantung pada faktor (1) siswa, (2) guru, (3) materi/ kurikulum, (4) sarana dan prasarana, (5) pengelolaan, dan (6) lingkungan. Kegagalan pembelajaran tidak dapat dibebankan pada hanya salah satu atau dua faktor saja, tetapi harus diteliti komponen atau faktor mana yang kinerjanya kurang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar